Jumat, 10 Juli 2009
Kolaborasi Menjaga Cagar Alam Pulau Sebuku
SUNGAI BALI. Dalam upaya menyelamatkan kawasan cagar alam Pulau Sebuku, pemerintah telah membentuk Lembaga Kolaborasi Pengelolaan Cagar Alam Selat Sebuku. Lembaga ini merupakan sarana kemitraan antara Pemerintah dalam hal ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Selatan dan Pemerintah Kabupaten Kotabaru, pengusaha yaitu PT. Sebuku Iron Lateritic Ores (SILO), dan masyarakat di sekitar kawasan cagar alam. Pada hari Sabtu (27/06) yang lalu telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan bertempat di Aula PT. SILO, Sungai Bali yang dihadiri langsung oleh Kepala BKSDA Provinsi Kalsel, Bambang Dahono Adji, Direktur Operasional PT. SILO, Henry Yulianto serta Muspika Kecamatan Pulau Sebuku. Dalam arahannya, Kepala BKSDA Kalsel meminta agar masyarakat ikut serta menjaga kawasan cagar alam Selat Sebuku karena kawasan tersebut merupakan milik bersama yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup habitat hewan dan tumbuhan seperti ikan, udang dan lain-lain. Di samping itu, keberadaan kawasan hutan mangrove juga menjadi penyelamat apabila sewaktu-waktu terjadi bencana alam seperti tsunami. Untu itu lembaga kolaborasi ini juga telah mulai melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti budi daya jamur tiram dan peternakan rusa (menjangan). Sementara itu, Camat Pulau Sebuku, M. Maulidiansyah, AP, M.Si mengharapkan agar lembaga ini bukan sekedar untuk melarang masyarakat beraktivitas di kawasan cagar alam, tetapi juga dapat memberi solusi, karena sebagian besar penduduk Pulau Sebuku khususnya di Desa Rampa merupakan nelayan kecil yang sangat tergantung dan terbiasa hidup di kawasan pasang surut seperti di hutan bakau atau mangrove ini. Camat juga berharap agar kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan lembaga kolaborasi agar benar-benar berdasarkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat sehingga semua kegiatan dapat berhasil mencapai tujuannya, bukan kegiatan yang direncanakan dari atas. Pada kesempatan itu Direktur Operasional PT. SILO juga menyambut baik berbagai aspirasi yang disampaikan masyarakat pada pertemuan tersebut dan siap membantu lembaga ini dengan program Community Development (CD) atau Corporate Social Responsibilty (CSR). Hadir pula pada kegiatan tersebut para Kepala Desa dan Ketua BPD dari 4 desa binaan PT. SILO yaitu Serakaman, Sungai Bali, Rampa dan Ujung, serta tokoh-tokoh perwakilan masyarakat yang juga tergabung dalam Lembaga Kolaborasi. Mereka menyampaikan berbagai saran dan permasalahan yang dihadapinya, antara lain mengharapkan agar dibuatkan patok-patok yang jelas mengenai batas-batas cagar alam supaya masyarakat menjadi tahu daerah mana yang boleh digarap. Muncul juga keinginan untuk dibuatnya kawasan perkebunan buah-buahan atau agiribisnis di Gunung Halaban Desa Sungai Bali, industri pengolahan minyak kelapa di Desa Ujung, tempat penyimpanan ikan di Desa Rampa dan kegiatan menjahit di Desa Serakaman.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar